Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Karakteristik Jamur Dalam Ilmu Mikrobiologi

Kenampakan sekilas pertumbuhan jamur benang pada makanan kadang cukup untuk mengidentifikasi jamur tersebut sampai pada tingkat klas atau ordo.Ada beberapa jamur dengan miselia longgar atau seperti bulu kapas,sedang yang lainnya kompak. Beberapa lainnya memiliki kenampakan seperti beludru (valvel) pada permukaan atasnya, beberpa kering dan seperti bubuk (powdery), yang lainnya basah atau memiliki massa seperti gelatin. 



Beberapa jamur mempunyai keterbatasan ukuran, sedang lainnya hanya terhambat oleh makanan dan wadah. Batasan zona pertumbuhan pada talus dapat digunakan untuk membedakan beberapa jamur,contohnya Aspergillius niger. Pigmen pada miselium merah,ungu,kuning,coklat,kelabu,hitam adalah spesifik. Demikian pula pigmen pada masa spora aseksual : hijau,hijau kebiruan,kuning,orange,jingga,coklat kelabu atau hitam. Kenampakan koloni jamur dari belakang cawan juga tertentu,seperti hitam kebiruan atau seperti warna hitam pada Cladosporium.

Karakteristik fisiologi jamur adalah sebagai berikut :
  1. Kandungan air. Pada umumnya jamur benang lebih tahan terhadap kekeringan dibanding dengan khamir atau bakteri. Namun demikian, batasan (pendekatan) kandungan air total pada makanan yang baik untuk pertumbuhan jamur dapat diestimasikan, dan dikatakan bahwa kandungan air di bawah 14 - 15 % pada biji-bijian atau makanan kering dapat mencegah atau memperlambat pertumbuhan jamur.
  2. Suhu. Kebanyakan jamur termasuk dalam kelompok mesofolik, yaitu dapat tumbuh pada suhu normal. Suhu omtimum untuk kebanyakan jamur sekitar 25 derajat sampai dengan 30 derajat cellcius, namun beberapa tumbuh baik pada suhu 35 derajat sampai dengan 37 derajat celllcius atau lebih, misalnya pada spesies Aspergillius, Sejumlah jamur termasuk dalam psikotrofik, yaitu yang dapat tumbuh baik pada suhu dingin, dan beberapa masih dapat tumbuh pada suhu di bawah pembekuan (-5 sampai dengan 10 derajat cellcius). Hanya beberapa yang mampu tumbuh pada suhu tinggi (termofilik).
  3. Kebutuhan Oksigen dan Derajat Keasaman. Jamur benang biasanya bersifat aerob, yang membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya. Kebanyakan jamur dapat tumbuh pada interval pH yang luas (pH 2,0 - 8,5). walaupun pada umumnya jamur lebih suka pada kondisi asam.
  4. Kebutuhan Makanan (Nutrisi). Jamur pada umumnya mampu menggunakan bermacam-macam makanan, dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks. Kebanyakan jamur memilikibermacam-macam enzim hidrolitik, yaitu amilase,paktinase,proteinase,dan lipase.
  5. Senyawa Penghambat. Beberapa jamur memproduksi komponen penghambat bagi mikroba lain, contohnya Penicilium Chrhsogenum dengan produksi penisilainnya,Aspergillius Clavatus,klavesin. Beberapa komponen kimia bersifat mikostatik. menghambat pertumbuhan jamur (misalnya asam sorbat,propionat,asetat) atau bersifat fungisida yang mematikan jamur.
Pertumbuhan awal jamur benang adalah lambat dibanding dengan bakteri atau khamir , oleh karena itu ketika kondisi lingkungannya menguntungkan bagi pertumbuhan seluruh mikrobia, jamur berlangsung, kemungkinan jamur dapat tumbuh dengan cepat.

Nah itulah sedikit pembahasan tentang Karakteristik Jamur Dalam Ilmu Mikrobiologi yang sempat saya bagikan kepada anda , semoga saja materi ini berguna dalam membantu keperluan akademik anda, Jika anda ingin melihat materi lainnya silahkan . Saya mengucapkan terima kasih banyak atas kunjungan anda di blog sederhana ini, jangan lupa untuk membagikan materi ini ke teman atau kerabat terdekat anda dengan melalui social media yang kalian miliki karena secara aotomatis materi ini akan tersimpan didalam beranda anda.

----Selamat Mencatat----

Post a Comment for "Karakteristik Jamur Dalam Ilmu Mikrobiologi"